Maroko adalah
negara yang terletak di tepi Selat Gibraltar. Yaitu, selat yang menjadi
perbatasan antara Benua Afrika dan Benua Eropa. Hal ini memengaruhi bidang
kehidupan sosial dan budaya Maroko.
Budaya
Maroko termasuk negara yang kaya
akan budaya. Sebab, negara ini menjadi tempat pertemuan budaya dari berbagai
macam bangsa. Yaitu, dari daerah timur (Benua Asia) yang meliputi kebudayaan
bangsa Punisia, Tunisia, Yahudi, dan Arab.
Sedangkan dari utara (Benua Eropa),
ada bangsa Romawi, Vandal (Jerman), dan Andalusia (Spanyol). Dari daerah
selatan, ada kebudayaan y ang berasal dari wilayah gurun Sahara.
Kekayaan budaya di Maroko ini turut
memengaruhi beberapa bangunan yang ada di sana. Salah satunya, Masjid Hassan
II. Masjid ini terletak di Kota Casablanca dan menjadi masjid terbesar kedua di
dunia (setelah Masjid Al-Haram di Mekkah, Arab Saudi). Rancangan bangunan
masjid ini mendapat pengaruh dari arsitektur Spanyol.
Penduduk (Suku
Bangsa)
Mayoritas penduduk di Maroko adalah
suku bangsa Berber. Yaitu, suku asli yang tinggal di wilayah Afrika bagian
utara. Bangsa Arab menjadi penduduk kedua terbanyak di sana. Bangsa Arab itu
datang dari Benua Asia. Mereka pertam a kali ke Maroko pada A bad ke-17.
Lalu, mereka menetap dan menikah
dengan masyarakat setempat. Dan, melahirkan keturunan campuran antara Berber
dan Arab. Keturunan campuran ini sering disebut sebagai bangsa Berber Arab.
Sastra
Karya sastra Maroko tertulis dalam
beberapa bahasa. Yaitu, bahasa Arab, Berber, dan Prancis. Karya sastra ini
dibuat oleh para penulis terkenal Maroko. Antara lain, Mohamed Zafzaf
(1942–2001) dan Mohamed Choukri (1935–2003). Keduanya membuat karya sastra
dalam bahasa Arab.
Ada pula Driss Chraibi (1926–2007)
dan Tahar Ben Jelloun (64). Mereka berdua membuat karya sastra yang ditulis
dalam bahasa Prancis.
Musik
Musik tradisional yang terkenal di Maroko adalah Chaabi. Musik ini
terdiri dari berbagai macam jenis musik tradisional Maroko. Semula Chaabi hanya
dipertunjukkan di pasarpasar tradisional saja. Tetapi sekarang, Chaabi juga
dipertunjukkan di dalam perayaan atau pertemuan penting lainnya.
Sama seperti di Indonesia, kaum muda
di Maroko juga mengenal musik-musik khas negara Barat. Beberapa jenis musik
Barat yang terkenal di sana adalah rock, metal, country, dan hip hop.
Makanan
Tradisional
Makanan tradisional warga Maroko adalah makanan suku Berber. Antara
lain, bourjeje atau kue dadar yang terbuat dari tepung terigu, telur, ragi, dan
garam. Lalu, ada bouchiar atau roti wafer yang dimakan dengan mentega dan madu.
Jika dalam perayaan atau pesta
tertentu, warga Maroko akan memakan couscous. Yaitu, makanan dari tepung
gandum. Saat menyantapnya, biasanya makanan ini dicampur dengan bahan lain,
seperti sayuran dan daging. Seluruh bahan dimasak dengan cara direbus.
Secara umum, masakan tradisional
Maroko terasa agak pedas. Penduduk Maroko memang gemar menggunakan paprika,
bawang, jahe, dan lada saat memasak makanan.
Untuk minuman, warga Maroko menyukai
teh hijau yang dicampur dengan daun mint. Teh ini biasanya diminum dengan gula
batu.
Sumber: http://www.berani.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar