Halaman

Minggu, 06 Januari 2013

Kebudayaan Maroko


Maroko adalah negara yang terletak di tepi Selat Gibraltar. Yaitu, selat yang menjadi perbatasan antara Benua Afrika dan Benua Eropa. Hal ini memengaruhi bidang kehidupan sosial dan budaya Maroko.
Budaya


Maroko termasuk negara yang kaya akan budaya. Sebab, negara ini menjadi tempat pertemuan budaya dari berbagai macam bangsa. Yaitu, dari daerah timur (Benua Asia) yang meliputi kebudayaan bangsa Punisia, Tunisia, Yahudi, dan Arab.
Sedangkan dari utara (Benua Eropa), ada bangsa Romawi, Vandal (Jerman), dan Andalusia (Spanyol). Dari daerah selatan, ada kebudayaan y ang berasal dari wilayah gurun Sahara.
Kekayaan budaya di Maroko ini turut memengaruhi beberapa bangunan yang ada di sana. Salah satunya, Masjid Hassan II. Masjid ini terletak di Kota Casablanca dan menjadi masjid terbesar kedua di dunia (setelah Masjid Al-Haram di Mekkah, Arab Saudi). Rancangan bangunan masjid ini mendapat pengaruh dari arsitektur Spanyol.
Penduduk (Suku Bangsa)
Mayoritas penduduk di Maroko adalah suku bangsa Berber. Yaitu, suku asli yang tinggal di wilayah Afrika bagian utara. Bangsa Arab menjadi penduduk kedua terbanyak di sana. Bangsa Arab itu datang dari Benua Asia. Mereka pertam a kali ke Maroko pada A bad ke-17.
Lalu, mereka menetap dan menikah dengan masyarakat setempat. Dan, melahirkan keturunan campuran antara Berber dan Arab. Keturunan campuran ini sering disebut sebagai bangsa Berber Arab.
Sastra
Karya sastra Maroko tertulis dalam beberapa bahasa. Yaitu, bahasa Arab, Berber, dan Prancis. Karya sastra ini dibuat oleh para penulis terkenal Maroko. Antara lain, Mohamed Zafzaf (1942–2001) dan Mohamed Choukri (1935–2003). Keduanya membuat karya sastra dalam bahasa Arab.
Ada pula Driss Chraibi (1926–2007) dan Tahar Ben Jelloun (64). Mereka berdua membuat karya sastra yang ditulis dalam bahasa Prancis.
Musik
Musik tradisional yang terkenal di Maroko adalah Chaabi. Musik ini terdiri dari berbagai macam jenis musik tradisional Maroko. Semula Chaabi hanya dipertunjukkan di pasarpasar tradisional saja. Tetapi sekarang, Chaabi juga dipertunjukkan di dalam perayaan atau pertemuan penting lainnya.

 


Sama seperti di Indonesia, kaum muda di Maroko juga mengenal musik-musik khas negara Barat. Beberapa jenis musik Barat yang terkenal di sana adalah rock, metal, country, dan hip hop.
Makanan Tradisional
Makanan tradisional warga Maroko adalah makanan suku Berber. Antara lain, bourjeje atau kue dadar yang terbuat dari tepung terigu, telur, ragi, dan garam. Lalu, ada bouchiar atau roti wafer yang dimakan dengan mentega dan madu.




Jika dalam perayaan atau pesta tertentu, warga Maroko akan memakan couscous. Yaitu, makanan dari tepung gandum. Saat menyantapnya, biasanya makanan ini dicampur dengan bahan lain, seperti sayuran dan daging. Seluruh bahan dimasak dengan cara direbus.
Secara umum, masakan tradisional Maroko terasa agak pedas. Penduduk Maroko memang gemar menggunakan paprika, bawang, jahe, dan lada saat memasak makanan.
Untuk minuman, warga Maroko menyukai teh hijau yang dicampur dengan daun mint. Teh ini biasanya diminum dengan gula batu.
Sumber: http://www.berani.co.id/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar